Visi dan Misi

VISI: DEDI (Demokratis, Dinamis, dan Inovatif)

MISI:

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

2. Memberdayakan Peran Serta Masyarakat (PSM)

3. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa sejak usia dini

4. Memperluas akses pendidikan nonformal

5. Meningkatkan kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6. Meningkatkan pelaksanaan manajemen yang transparan dan akuntabel

7. Membudayakan penggunaan IT dalam pembelajaran


Cari Blog Ini

Sabtu, 08 Agustus 2009

Prediksi ttg misteri Segitiga Bermuda
Banyak teori dikemukakan utk mengungkap misteri Segitiga bermuda, antara lain:

lightnin

1. Teori Gempa laut dan serangan gelombang besar. Teori ini mengatakan : Gesekan dan goncangan di tanah di dasar Lautan Atlantik menghasilkan gelombang dahsyat dan seketika kapal2 menjadi hilang kendali dan lgsg menuju dasa laut dg kuat hanya dlm bbrp detik. Adapun hubungannya dg pesawat, maka goncangan dan gelombang kuat tsb menyebabkan hilangnya keseimbangan pesawat serta tdk adanya kemampuan bagi pilot utk menguasai pesawat.

bermuda-triangle

2. Teori Gravitasi (medan graviti terbalik, anomali magnetik graviti) dan hubungannya dg apa yg terjadi di Segitiga Bermuda; sesungguhnya kompas dan alat navigasi elektronik lainnya didalam pesawat pd saat terbang di atas Segitiga Bermuda akan goncang dan bergerak tidak normal, begitu juga dg kompas pada kapal, yg menunjukkan kuatnya daya magnet dan anehnya gravitasi.

waterspout_noaa

3. Teori lubang ruang waktu yg menyedot hilang semua materi, seperti black hole (lubang hitam) yg ada diangkasa.

bermuda1

4. Teori pusaran air. Menurut Bill Dillon dari U.S Geological Survey, air bercahaya putih itulah penyebabnya. Didaerah segitiga maut Bermuda, tapi juga di bbrp daerah lain sepanjang tepi pesisir benua, terdapat “tambang metana”. tambang ini terbentuk kalau gas metana menumpuk dibawah dasar laut yg tak dapat ditembusnya. Gas ini dapat lolos tiba2 kalau dasar laut retak. Lolosnya tdk kepalang tangung. Dengan kekuatan yg luar biasa, tumpukan gas itu menyembur ke permukaan sambil merebus air, membentuk senyawaan metanahidrat. Air yg dilalui gas ini mendidih sampai terlihat sbg “air bercahaya putih”. Blow out serupa yg pernah terjadi dilaut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran minyak sebagai korban. Regu penyelamat yg dikerahkan tdk menemukan sisa sama sekali. Mgkn krn alat dan manusia yg menjadi korban tersedot pusaran air, dan jatuh kedalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yg semula naik ke atas tapi kemudian mengendap lagi didasar laut, menimbun mrk semua.Kemudian pesawat yg terbang rendah memang dpt terpengaruh oleh pancaran air mendidih bercampur gas yg luar biasa kuatnya itu, lalu jatuh ke laut. tetapi apakah yg menyebabkan kompas pesawat Grumman itu tdk berfungsi? jelas medan magnet, tapi dari apa? Apakah dari ledakan gunung di dasar laut? ini msh tetap misteri.

5. Teori Piring Terbang (UFO) mengatakan bhw diwilayah itu adalah markas besar UFO di bumi ini. Ada hubungan antara munculnya piring terbang dg raibnya kapal dan pesawat diwilayah tsb.

6. Yang lebih aneh lagi adalah Segitiga Bermuda tsb sbg pusat Pemerintahan kota Atlantis yg tenggelam ribuan tahun yg lalu, kota manusia duyung, selain ia adalah pusat persembunyian Dajjal al-Akbar.

dajjal

Walhasil, semua kejadian aneh yg berkepanjangan itu meletakkan Segitiga bermuda sbg tempat paling misteri didunia ini.

Akhirnya, kita tdk bisa mengatakan kecuali Allahu a’lam. Dialah yg Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan dg tangan-Nya Dia membolak balikkan segala sesuatu sekehendak-Nya. Maha suci Allah…Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

sumber : – Buku dari Muhammad Isa Dawud ( Dajjal akan muncul dari segitiga bermuda )

Mistery of Bermuda Triangle ..



Sebenarnya tempat misteri ini tak benar bila dikatakan segitiga, sebab batas-batas dari petunjuk kapal-kapal atau pesawat terbang yang hilang lebih dari bentuk segitiga itu. Segitiga itupun hanya merupakan imajinasi saja. Bila kita ambil peta, kita buka di bagian Amerika Tengah, di sana terdapat banyak kepulauan Hindia Barat. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari Segitiga Bermuda itu, kita tarik garis dari kota Miami ke kota San Juan di Puerto Rico; dari San Juan ke pulau Bermuda; dan kembali ke Miami di daerah Florida, Amerika. Meskipun sebenarnya misteri Segitiga Bermuda ini “milik” orang Amerika, tak apalah kita turut memperbincangkannya. Sebenarnya tempat semacam ini ada pula di tempat lain, juga di Amerika, yaitu di sebuah danau
yang bernama Ontario, bahkan lebih “mengerikan” dari Segitiga Bermuda.

Dari berbagai kesimpulan, jarum kompas dan peralatan pesawat yang akan hilang selalu mendapat gangguan dan mereka seperti tak melihat air dan dari gejalan ini disimpulkan, di dasar laut sana tentu terdapat sebuah medan magnetik yang kuat sekali, yang sanggup mengganggu kompas atau menarik kapal itu sampai ke dasar laut yang dalam.

Tak cukup bila saya menguraikan seluruh peristiwa, dan itu juga tak menjurus pada masalah penyelesaian. Tetapi mengenai peristiwa bentuk gaib di Segitiga bermuda ini dapat dikemukakan dan mungkin teori-teori yang banyak mengenai Segitiga Bermuda. Mungkin di udara terdapat semacam gangguan atmosfir yang berupa “lubang di langit”. Ke lubang itulah pesawat terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi. Dari misteri "Lubang di Langit" ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain. lubang di Langit itu dianggap semacam alat transportasi seperti tampak di film Star Trek. Ataukah bentuk Lubang di Langit itu UFO? Orang sering menghubungkan hilangnya pesawat kita dengan munculnya UFO. Lantas, apakah hilangnya mereka itu karena diculik oleh UFO? Malah hasilnya hanya mendapat pertanyaan tanpa jawaban.

Ada tempat di Segitiga Bermuda yang disebut Tongue of the Ocean atau “Lidah Lautan”. Lidah Lautan mempunyai jurang bawah laut (canyon) Bahama. Ada beberapa peristiwa kecelakaan di sana. Tidak banyak yang belum diketahui tentang Segitiga Bermuda, sehingga orang menghubungkan misteri Segitiga Bermuda ini dengan misteri lainnya. Misalnya saja misteri Naga Laut yang pernah muncul di Tanjung Ann, Massachussets AS, pada bulan Agustus 1917. Mungkinkah naga laut ini banyak meminta korban itu? Ataukah arus Cromwell di Lautan Pasifik yang menyebabkan adanya gelombang lautan disitu atau angin topan, gempa bumi di dasar lautan? Tak ada orang yang tahu.

Konon di sekitar kepulauan Bahama terdapat blue hole, yaitu semacam gua lautan. Dulu gua ini memang sungguh ada, tetapi setelah jaman es berlalu, gua ini terendam. Arus didalamnya sangat kuat dan sering membuat pusaran yang berdaya hisap. banyak kapal-kapal kecil atau manusia yang terhisap ke dalam blue hole itu tanpa daya, dan anehnya kapal-kapal kecil yang terhisap itu akan muncul kembali ke permukaan laut selang beberapa lama. Tapi yang menimbulkan pertanyaan ialah: Mungkinkah Blue Hole ini sanggup menelan kapal raksasa ke dasar lautan?

Misteri lain yang masih belum terungkap adalah misteri Makhluk Laut Sargasso, yang bukan semata-mata khayalan. Di Lautan Sargasso itu banyak kapal yang tak pernah sampai ke tujuannya dan terkubur di dasar laut itu. Di sana terhimpun kapal-kapal dari berbagai jaman, harta karun, mayat tulang belulang manusia. Luas Laut Misteri Sargasso ini 3650 km untuk panjang dan lebarnya 1825 km, dan di sekelilingnya mengalir arus yang kuat sekali, sehingga membentuk pusaran yang sangat luas yang berputar perlahan-lahan searah jarum jam. Didasar lautnya terdapat pegunungan yang banyak dan mempunyai tebing dan ngarai yang terjal.

Segitiga Bermuda memang menarik, sekaligus menakutkan. Konon perairan Karibia merupakan tempat yang banyak menyimpan keanehan-keanehan, seperti cahaya-cahaya yang tak jelas asalnya, bayangan-bayangan yang menakutkan, yang keluar masuk permukaan laut, bentuknya tak jelas tapi lebih besar dari ikan paus. Bentuknya seperti ubur-ubur raksasa dengan warna kulit keputihan dan pernah dilihat oleh dua orang (jadi bukan halusinasi).

“Ubur-ubur raksasa” itu seperti mampu mengganggu jarum kompas dan menyerap energi fisik. Mungkin “ubur-ubur raksasa” itu bukan binatang, melainkan pangkalan UFO yang dapat keluar masuk dari dalam laut. Keanehan lain di dekat pulau Puerto Rico, tampak suatu pancaran air raksasa yang membentuk cendawan atau kembang kol. Laut di tempat itu mempunyai kedalaman sampai 10 km. Kejadian ini sempat dilihat oleh awak pesawat Boeing 707 pada tanggal 11 April 1963. Menurut mereka cendawan air itu mempunyai garis tengah selebar 900-1800 meter dengan ketinggian separuhnya. Mungkin itu hanya percobaan nuklir dari negara Amerika atau lainnya? Tapi pihak Amerika tidak membenarkannnya, sebab tak mungkin mencoba bom di jalur penerbangan. Mungkin ledakan itu berasal dari kapal selam nuklir Thresher yang hilang sehari sebelumnya, tapi lokasi hilangnya kapal selam itu ribuan km dari sana.

Ada sebuah tempat di perairan Boca Raton, yang di sana terdapat sebuah pipa bergaris tengah 20 cm. Jelas bukan milik Amerika (untuk lebih lanjut: Orang Bumi). Peristiwa ini dilihat oleh suami istri Lloyd Wingfields. Mereka melihat sebuah tiang asap disana, dan ketika didekati oleh mereka, tampak sebuah pipa yang muncul dari dasar laut yang merupakan sumber keluarnya asap itu. Asap itu sendiri tak mengeluarkan bau dan berwarna kekuning-kuningan. Mungkinkah pipa itu tertancap dari sumber api di dasar laut? Pangkalan UFO di dasar lautkah yang menyebabkannya?

Lagipula kedalaman laut itu cukup dalam, sehingga mereka tak berani menyelam untuk melihat lebih lanjut, juga mereka melihat (sesudahnya) sebuah helikopter yang mengalami kerusakan mesin dan berusaha mendarat darurat di laut.

Melihat kenyataan-kenyataan yang ada dan bukti yang dpat dipertahankan itu, timbullah berbagai macam bentuk teori yang mungkin berbeda satu sama lain. Teori-teori yang pernah dikemukakan untuk membuka misteri hilangnya kapal itu, antara lain:

  1. Adanya bahaya alam/gempa yang dapat menarik kapal tersedot.
  2. Adanya bermacam-macam arus yang berkumpul di daerah Segitiga Bermuda itu, sehingga mungkin saja arus bawah tiba-tiba berubah ke permukaan dan menyebabkan pusaran air.
  3. Ditemukan Blue Hole, tapi masih diragukan, karena kapal yang besar seperti tanker/kapal induk tak mungkin mampu disedot oleh Blue Hole.
  4. Terjadi gempa yang menyebabkan tanah retak besar dan air membentuk pusaran dan menyedot kedalamnya.
  5. Adanya puting beliung atau pusaran angin yang dapat menyebabkan hancurnya sebuah pesawat terbang karena dihempaskan.

Ulasan lain, di daerah Kutub Selatan ada sebuah lubang besar yang menghubungkan dunia luar dengan dunia lain (entah benar atau tidak). Pernah ada orang bernama Admiral Bryd, melihat dari kapal terbang ke Barat di kutub selatan sebelah darat menghijau dengan danau yang tak membeku dan binatang liar mirip bison dan melihat seperti manusia-manusia purba. Sebagai ilmuwan Bryd melaporkan pristiwa itu, tapi tak ada yang mempercayainya.

Pernahkah anda mendengar kisah alien abduction yang dialami oleh Herbert Schirmer yang mempunyai pangkalan di lepas pantai Florida (Segitiga Bermuda) dan salah satu kutub bumi? Mungkin tempat itu merupakan pangkalan UFO yang bertujuan kurang baik?

Kitapun mempunyai hal yang sama seperti Segitiga Bermuda, yaitu kisah misteri Nyai Roro Kidul, sayangnya hal itu tak pernah diselidiki secara ilmiah. Apakah di sana juga terdapat pangkalan UFO? Laut Selatan dipercaya orang sebagai tempat tinggal jin. Sebuah buku karangan Muhammad Isa Dawud yang berjudul "Dialog dengan Jin Muslim" mengemukakan bahwa segitiga bermuda merupakan kawasan hunian para jin (halaman 83-96).

Apakah pesawat dan kapal yang hilang di segitiga bermuda "ditransfer" ke dimensi lain? Adakah hubungan segitiga bermuda dengan Atlantis? Adakah hubungan dengan "chupacabra" yang dijumpai di Puerto Rico (dekat Segitiga Bermuda)? Dan yang unik adalah, segitiga bermuda cukup dekat dengan peluncuran roket NASA (Florida)?

Jajak Pendapat !

....

....








Gading's Rafting


peta Songa

acts. 1

acts. 2


acts. 3

acts. 4

Berkunjunglah ke Songa Rafting ..

Internet

Internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. Secara fisik dianalogikan sebagai jaring laba-laba (The Web) yang menyelimuti bola dunia dan terdiri dari titik-titik (node) yang saling berhubungan. Node bisa berupa komputer, jaringan lokal atau peralatan komunikasi, sedangkan garis penghubung antar simpul disebut sebagai tulang punggung (backbone) yaitu media komunikasi terestrial (kabel, serat optik, microwave, radio link) maupun satelit . Node terdiri dari pusat informasi dan database, peralatan komputer dan perangkat interkoneksi jaringan serta peralatan yang dipakai pengguna untuk mencari, menempatkan dan atau bertukar informasi di Internet.

Menurut Lani Sidharta (1996) : walaupun secara fisik Internet adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum Internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi. Isi Internet adalah informasi, dapat dibayangkan sebagai suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap. Bahkan Internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada di Internet seperti bisnis, hiburan, olah raga, politik dan lain sebagainya.

Drew Heywood (1996) menerangkan : sejarah Internet bermula pada akhir dekade 60-an saat United States Department of Defense (DoD) memerlukan standar baru untuk komunikasi Internetworking. Yaitu standar yang mampu menghubungkan segala jenis komputer di DoD dengan komputer milik kontraktor militer, organisasi penelitian dan ilmiah di universitas. Jaringan ini harus kuat, aman dan tahan kerusakan sehingga mampu beroperasi didalam kondisi minimum akibat bencana atau perang.

Tahun 1969 Advanced Research Project Agency (ARPA) dibentuk tugasnya melakukan penelitian jaringan komputer mempergunakan teknologi packet switching. Jaringan pertama dibangun menghubungkan 4 tempat yaitu : UCLA, UCSB, Utah dan SRI International. Hingga tahun 1972 jaringan ini telah menghubungkan lebih dari 20 host dan disebut sebagai ARPANet. ARPANet kemudian menjadi backbone Internetworking institusi pendidikan, penelitian, industri dan kontraktor terutama yang berkaitan dengan jaringan militer (MILNet).

Tahun 1986 ARPANet mulai dikomersialkan dengan mengisolasikan jaringan militer. National Science Foundation (NFS) kemudian membiayai pembongkaran backbone ARPANet menjadi backbone Internet komersial dan dikelola oleh Advanced Network Service (ANS). Andrew S. Tanenbaum (1996) : andil besar dalam perwujudan Internet adalah tergabungnya jaringan regional seperti SPAN (jaringan fisika energi tinggi), BITNET (jaringan mainframe IBM), EARN (jaringan akademis Eropa dan digunakan pula di Eropa Timur) dan ditambah dengan sejumlah link transatlantik yang beroperasi pada 64 Kbps - 2 Mbps pada tahun 1988.

Menurut Khoe Yao Tung (1997), jaringan pendukung Internet di seluruh dunia

adalah :

􀂙 Amerika didorong oleh NFS - ANSNet dan CO+RE (jaringan non profit terbatas) yang bekerjasama dengan Commercial Internet Exchange (CIX) serta Sprint (perusahaan telekomunikasi umum) tahun 1990. Pengesahaan RUU NREN (National Research and Education Network) oleh Kongres Amerika pada Desember 1991. Ditambah 8 aliansi jaringan regional yang tergabung dalam The Corporation for Regional an Enterprise Networking (CoREN) yaitu : BARRNet, CICNet, MIDNet, EARNet, NorthWestNet, MYSERNet, SURANet dan WestNet. CoREN bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi komersial MCI.

􀂙 Kanada dengan jaringan backbone nasional CA*Net

􀂙 Australian Academic and Research Network (AARNET)

􀂙 The Europe Backbone (EBONE) dan The European UNIX Network (EUNet) dan RIPE organisasi jaringan e-mail Eropa

􀂙 Jepang memiliki Widely Integrated Distributed Environtment (WIDE), Today International Science Network (TISN), Japan Academic Interuniversity Network (JAIN) dan Japan UNIX Network (JUNET). Kebanyakan bekerjasama dengan jaringan telekomunikasi komersial AT&T perwakilan Jepang yang disebut dengan SPIN. Pelayanan lain yang bersifat internasional adalah InterCon International KK (IIKK) dan Internet Initiative Japan (IIJ) yang berasosiasi dengan WIDE untuk menyediakan jaringan Internet dikawasan Asia, termasuk jaringan penelitian dan pendidikan untuk kawasan Asia (disponsori oleh NEC, IIJ dan WIDE) yang disebut AI3 (Asia Internet Interconnection Initiative) yang mengembangkan teknologi satelit komunikasi Ku Band

􀂙 Belakangan muncul ABONE (Asia Backbone) yang didirikan oleh konsorsium negara-negara di Asia seperti Jepang, Korea, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia dan Hongkong. Interkoneksi dunia tersebut memakai jaringan serat optik antar benua berkapasitas + 45 Mbps. (T3 +) dan jaringan satelit telekomunikasi

Revolusi Guru .

ABSTRAKSI

Seiring dengan jalannya reformasi pendidikan yang didorong oleh perubahan paradigma pendidikan secara menyeluruh, pemerintah telah berhasil membuat payung-payung hukum reformasi pendidikan. Di antaranya adalah Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, dan beberapa Permen Diknas yang terkait dengan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan sebagai mana tercantum dalam PP RI No. 19 tahun 2005 tersebut, sementara itu Peraturan Pemerintah tentang Guru tinggal menunggu Keputusan Presiden.

Semua payung hukum tersebut sebagai bukti konkrit upaya pemerintah dalam mengubah profesi pendidik dan tenaga kependidikan dari hanya pekerja biasa menjadi tenaga profesional.

Salah satu informasi penting untuk dikutip di sini adalah deklarasi pada tanggal 14 Desember 2004 yang dibuat oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia. Beliau menyatakan bahwa Guru adalah Tenaga Profesional. Deklarasi ini dikemukan setelah Beliau menjabat Presiden RI sekitar 5 minggu. Deklarasi ini telah menimbulkan kepedulian luar biasa tentang pentingnya peranan guru dalam semua bidang kehidupan.

Dampak dari semua reformasi pendidikan tersebut memunculkan sejumlah permasalahan,tantangan, dan harapan masa depan guru di Indonesia. Dalam tulisan ini, penulis akan mengurai tentang ketiga hal tersebut serta upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan, tantangan, dan masa depan.

I. Pendahuluan.

Reformasi guru dimulai dari Deklarasi Guru sebagai Bidang Pekerjaan Profesi oleh Presiden SBY tanggal 14 Desember 2004, setelah 2 (dua) bulan Beliau dilantik. Satu tahun kemudian (15 Desember 2005 diterbitkanlah UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Guru sebagai pekerja profesional sama seperti: tentara, pengacara, apoteker, dokter, akuntan publik, psycholog. Mereka memiliki karakteristik yang tidak bisa disamakan/dicapai dengan mudah karena harus memenuhi persyaratan-persyaratan pendidikan tertentu untuk ditetapkan sebagai pekerja profesional antara lain: a) kualifikasi akademik minimal S1 / D-IV, b) guru harus memiliki 4 (empat) kompetensi, yaitu Pedagogik, Profesional, Sosial dan kepribadian, dan c) memiliki Sertifikat Pendidik, d) Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) sebelum sertifikasi. Sesudah memiliki Sertifikat Pendidik, guru akan diberi Nomor Registrasi Guru Profesional (NRGP). NRGP sudah diusulkan pada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Guru yang pembahasannya sudah selesai di tingkat Depdiknas. Yang akan datang ada NRGP bagi yang lulus Sertifikasi, e) guru harus bergabung dengan asosiasi seprofesi.

Proses perolehan Sertifikat Pendidik dilakukan melalui dua cara, yaitu untuk guru dalam jabatan dilakukan melalui penilaian portofolio dan untuk guru pra-jabatan dilakukan melalui pendidikan profesi dengan ketentuan sebagai berikut.

* Guru TK dalam 1 semester (18 – 20 SKS)

* Guru SD dalam 1 semester (18 – 20 SKS)

* Guru SMP dalam 2 semester (36 – 40 SKS)

* Guru SMA dalam 2 semester (36 – 40 SKS)

* Guru SMK dalam 2 semester (36 – 40 SKS)

II. Permasalahan Tentang Guru Saat Ini.

Beberapa permasalahan dihadapi pemerintah saat ini di antaranya adalah bahwa:

1. jumlah guru yang sangat besar yaitu 2.783.321 orang, termasuk sekitar 477.000 orang adalah guru di bawah Departemen Agama,

2. pendataan guru yang belum sepenuhnya selesai sehingga sulit untuk mengetahui supply and demand,

3. distribusi guru belum merata, di kota berlebih dibanding di desa kekurangan.

4. guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S1 /D-IV cukup besar, yaitu sekitar sebanyak 63,1% dari 2.783.321 orang,

5. banyak guru berkompetensi rendah, dan belum semua guru mendapatkan program peningkatan kompetensi,

6. cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga membutuhkan kompetensi (ICT) bagi para guru,

7. guru akan pensiun pada tahun 2010 s/d 2015 sebanyak ± 300.000 dan memerlukan penggantinya, dan

8. desentralisasi pengelolaan guru, namun kasus-kasus guru selalu dikirim ke pusat untuk menyelesaikannya.

III. Tantangan

Tantangan yang masih membentang dihadapan kita dalam upaya peningkatan mutu guru dan mutu pendidikan secara menyeluruh di antaranya sebagai berikut.

1. Tantangan terkait dengan guru.

Tantangan yang dihadapi pemerintah terkait dengan kondisi guru adalah sebagai berikut.

a. Jumlah guru di kota-kota besar berlebih. Jumlah kebutuhan guru di sekolah dapat dihitung dengan cara: rombel dikalikan beban kurikulum/minggu dibagi tugas mengajar 24 jam.

b. Kelebihan jumlah guru di sekolah-sekolah di kota-kota besar bisa mencapai 50%.

c. Banyak guru sebagai istri/suami pejabat yang berpindah-pindah, tapi tidak mengajar atau jumlah jam mengajarnya kurang dari 24 jam;

d. Tidak lengkap mengisi berkas hasil sertifikasi untuk SK Dirjen PMPTK tentang Penetapan Guru Penerima Tunjungan Profesi Pendidik. Contoh ketidaklengkapan berkas antara lain:

1) Belum ada Keterangan Kepala Sekolah mengajar 24 jam/minggu;

2) Belum ada daftar gaji pokok terakhir (gaji berkala terakhir);

3) Belum ada Nomor Rekening Bank;

4) Belum ada hasil Inpassing dan Surat Pengangkatan Guru Tetap Yayasan (GTY/Non PNS).

5) Pengisian Form A1 sebagian besar tidak bisa terbaca scanner komputer, dan

6) pengisian Form A2 tidak lengkap.

d. Banyak Guru PNS yang mengajar kurang dari 24 jam/minggu, bahkan banyak guru yang mengajar hanya 9 jam/minggu. Hal ini berakibat pada rasio guru murid tidak seimbang. Contoh rasio guru terhadap murid di negara lain adalah: Jepang 1 : 15, dan Korea 1 : 20. Banyak guru honor yang tidak memenuhi syarat dan tidak mengajar 24 jam/minggu minta diangkat PNS.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Tantangan yang dihadapi pemerintah terkait dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut.

a. Formasi guru untuk PNS digunakan staf non guru hampir 30%;

b. Formasi guru digunakan untuk guru namun setelah menjadi guru pindah ke struktural;

c. Guru adalah sasaran empuk dalam kegiatan Pilkada, banyak janji-janji calon kepala daerah, namun setelah calon tersebut menjadi kepala daerah terpilih, guru tersebut tidak diperhatikan;

d. Di suatu kabupaten, anggota DPRnya ± 70% dari guru tahun 2001;

e. Kurangnya sosialisasi program sertifikasi guru dalam jabatan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kepada guru. Kurang terjadi sharing pembiayaan sosialisasi.

3. Dinas Pendidikan Provinsi

Tantangan yang dihadapi pemerintah terkait dengan Dinas Pendidikan Propinsi adalah sebagai berikut.

a. Ada provinsi yang tidak mau mengangkat guru bantu yang sudah terikat kontrak dan sudah lulus tes.

b. Banyak guru yang pindah profesi jadi Kepala Dinas di luar pendidikan, tapi gajinya masih tetap diterima sebagai guru. Guru tersebut tidak mengundurkan diri dari jabatan guru, dan NIP-nya tetap diawali dengan angka 13 yang merupakan dua angka awal untuk pegawai di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.

c. Tim Sertifikasi Tingkat Dinas Pendidikan Provinsi kurang optimal dalam melaksanakan tugasnya. Contoh kasus: terdapat guru belum terima Tunjangan Profesi Pendidik tidak menginformasikan ke Pusat.

4. LPTK

Tantangan yang dihadapi pemerintah terkait dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah sebagai berikut.

a. Kesiapan LPTK menghadapi tugas baru disamping tugas pokoknya. Tugas baru tersebut adalah:

i. Sertifikasi dan PLPG;

ii. Pendidikan Profesi;

b. Penyusunan Laporan hasil sertifikasi belum tepat waktu.

c. Manajemen Guru perlu dibenahi, seperti Teacher’s Supply and Demand yang masih belum berimbang. Dengan demikian ke depan setiap LPTK hanya boleh melakukan pendidikan S- 1/D-4 untuk guru sesuai dengan kebutuhan.

d. Tahun 2015 diharapkan semua guru telah memiliki Sertifikat Pendidik. Berarti semua guru akan mendapat tunjangan profesi pendidik. Hal ini akan berdampak pada peningkatan jumlah anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja Daerah (APBD) untuk pendidikan. Diperkirakan, pada tahun 2015 akan memerlukan dana pendidikan sebesar Rp. 57 triliun hanya untuk pengeluaran Tunjangan Profesi Pendidik, diharapkan APBN untuk pendidikan mencapai 20%, atau + 224 triliun ditahun 2009, tidak akan kembali ke posisi sebelumnya. Dengan demikian LPTK memegang peranan penting dari investasi pemerintah dalam bentuk peningkatan kualitas dan kinerja guru.

Jadi program Sertifikasi Guru dalam jabatan dan Pendidikan Profesi untuk guru pra-jabatan harus benar-benar memperhatikan aspek kualitas dan akuntabilitas, agar investasi pemerintah

dalam pembangunan pendidikan tidak menjadi sia-sia.

IV. Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah.

Sejak diberlakukannya semua peraturan dan perundangan yang terkait dengan reformasi pendidikan, pemerintah telah berhasil menetapkan 8 (delapan) standard nasional pendidikan yang dirumuskan oleh Bandan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Semua standar tersebut harus dipenuhi oleh semua pemangku kepentingan pendidikan (educational stakeholder). Salah satu standar dari delapan standar tersebut adalah Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Khusus standar pendidik telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen Diknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam Permen Diknas ini ditetapkan bahwa setiap guru harus memiliki kualifikasi minimum S-1 dan D-4 serta memiliki 4 (empat) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Untuk melaksanakan amanat tersebut, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai upaya untuk mecapai standar pendidik tersebut. Upaya-upaya tersebut adalah:

1. Meningkatkan kualifikasi akademik Guru dalam jabatan yang belum memiliki ijazah S-1/D-4 sekitar 1,7 juta guru. Sampai tahun 2007/2008 ini, pemerintah telah mengalokasikan dana dekonsentrasi bagi 170.000 orang guru dengan unit cost Rp. 2 juta/tahun untuk menyelesaikan studi S-1 terutama bagi guru SD dan SMP. Tahun 2009 akan dialokasikan dana bagi ± 328.000 orang dengan unit cost Rp. 3,5 juta melalui program:

a. S-1 Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Terbuka;

b. S-1 TatapMuka di LPTK;

c. S-1 PJJ untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

2. Melakukan sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio. Kuota kumulatif program sertifikasi sampai tahun 2007 adalah 200.450 orang guru dan telah lulus penilaian portofolio maupun lulus melalui PLPG sebanyak 182.054 orang.

Sudah diterbitkan SK Dirjen PMPTK tentang Pembayaran Guru Penerima Tunjangan Profesi Pendidik sampai dengan akhir bulan November 2008 sebanyak 160.221 orang guru. Guru tersebut sudah menerima Tunjangan Profesi sejak bulan Juni 2008 sebesar satu kali gaji pokok.

Bagi guru swasta, dilakukan konversi untuk menyetarakan golongan pada pegawai negeri sipil melalui program Inpassing, sesuai dengan permendiknas Nomor 47 Tahun 2007. Dengan demikian mudah dalam menentukan tunjangan profesi pendidiknya bagi yang lulus sertifikasi.

Bagi guru yang berdedikasi luar biasa, Guru muda (umur 30 – 40 th) diberi kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Profesi selama 1 tahun yang dananya dialokasikan di Ditjen Dikti.

Peningkatan 4 (empat) kompotensi guru, yaitu:

* Kompetensi Pedagogik

* Kompetensi Kepribadian

* Kompetensi Sosial

* Kompetensi Profesional

Program ini didukung oleh dana APBN yang dialokasikan di 12 P4TK. Dengan keterbatasan kapasistas P4TK, maka MGMP diberdayakan untuk melaksanakan tugas ini. Terutama bagi Guru

SD dan SMP didukung dana Blockgrant yang dialokasikan di LPMP. Direktorat Profesi Pendidik

juga sedang mengembangkan program ini dengan bantuan (grant) Reach Out To Asia (ROTA)

dari Pemerintah dari Qatar.

4. Pengembangan Karir Guru. Banyak guru (sekitar 334.000 orang) yang tidak dapat naik golongan dari IV/a ke IV/b karena tidak bisa menulis karya tulis ilmiah. Pangkat dan golongan mereka terhenti di golongan/ruang IV/a. Karena itu Depdiknas menfasilitasi Penulisan Karya Tulis Ilmiah Online dengan dana yang dialokasikan di LPMP. Jumlah kumulatif sampai dengan akhir tahun 2008 sudah mencapai 10.570 orang dengan unit cost Rp. 2 juta/orang. Untuk masa depan akan diusulkan agar Penulisan Karya Tulis Ilmiah dimulai dari Golongan III/b, agar Guru masih memiliki semangat tinggi dan terlatih menulis karya ilmiah sejak dini. Hal ini akan diusulkan melalui Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (MenPAN) yang baru tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

5. Menetapkan kebutuhan Guru. Dengan diberlakukannya UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen, maka guru baru harus memiliki kualifikasi akademik S1/D-IV dan memiliki sertifikat pendidik melalui Pendidikan Profesi. Pendidikan Profesi dilakukan oleh Perguruan Tinggi yang terakreditasi, jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan, karena itu jumlah kebutuhan guru harus dihitung oleh Ditjen PMPTK. Kemudian hasil perhitungan tersebut diinformasikan ke Ditjen Dikti untuk dibagi/disebarkan ke semua LPTK Pelaksanaan Pendidikan Profesi. Dengan demikian dimasa yang akan datang diharapkan:

* tidak akan terjadi Oversupply guru dan calon guru;

* profesi guru bukan lagi sebagai pilihan kedua;

* alumni perguruan tinggi bukan LPTK seperti ITB, IPB, UI, UGM dan lain-lain dapat

mengikuti pendidikan profesi dan dapat mengikuti TBS, TPU, TPA untuk menjadi Guru;

* Guru TK lulusan S1 PGTK atau jurusan psikologi ditambah pendidikan profesi selama 1

semester atau setara dengan 18 – 20 SKS;

* Guru SD lulusan S1 PGSD atau jurusan psikologi ditambah pendidikan profesi selama 1

semester atau setara dengan 18 – 20 SKS.

* Guru SMP, SMA, SMK lulusan sarjana S1/ D-IV ditambah Pendidikan Profesi selama 2

semester atau setara dengan 38 – 40 SKS.

PELAKSANAAN KEGIATAN MGMP

A. PENGANTAR

Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melalui sistem pembinaan profesional melalui pembentukan gugus sekolah dan melalui pembinaan profesional di masing-masing sekolah. Pada setiap gugus dibentuk kelompok kegiatan guru, di SD/MI disebut Kelompok Kerja Guru/ KKG/KKGS sedangkan di SMP/ MTs. disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP/MGMPS). Walaupun gugus sekolah sudah dibentuk dan kegiatan kelompok kerja guru melalui KKG/ KKGS dan MGMP/MGMPS telah berjalan, namun pelaksanaan kegiatan ini sering kurang memadai sebagai forum untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Pada bagian ini peserta diajak memahami bagaimana mengelola dan mengaktifkan KKG/KKGS dan MGMP/MGMPS pada setiap gugus sekolah, menyiapkan program yang terfokus pada peningkatan mutu KBM, dan membahas pelaksanaan KKG/KKGS dan MGMP/MGMPS. Pada kegiatan ini juga peserta pelatihan akan mengkaji/membahas contoh modeling kegiatan KKG dan MGMP yang terfokus pada persiapan dan pelaksanaan mengajar berdasarkan topik atau pokok bahasan yang ada sesuai dengan kurikulum.

Penjelasan alat bantu belajar dalam kegiatan KKG

B. TUJUAN

Peserta pelatihan diharapkan memiliki keterampilan:

1. memahami fungsi dan manfaat KKG/KKGS dan MGMP/MGMPS dalam pengembangan

2. kemampuan profesional guru

3. menyusun dan melaksanakan program KKG/KKGS dan MGMP/MGMPS yang sesuai

dengan kebutuhan para guru dalam pengembangan kemampuan profesionalnya.

C. BAHAN DAN ALAT

• Bahan Simulasi pembelajaran sesuai dengan topik/materi yang direncanakan.

• Bahan Penyerta (Handout) ‘Petunjuk Operasional Pelaksanaan KKG dan MGMP’.

D. LANGKAH KEGIATAN

1. Pengantar dari fasilitator (10 menit)

Fasilitator memulai sesi dengan menjelaskan bahwa pada setiap kelompok sekolah antara 7—10 sekolah telah terbentuk gugus sekolah, yaitu KKG untuk SD/MI dan MGMP untuk SMP/MTs.

Secara umum, gugus tersebut belum dimanfaatkan dan diberdayakan secara optimal sebagai forum “oleh, dari, dan untuk guru” . Bahkan masih ada sekolah yang belum memanfaatkannya secara optimal. Tujuan sesi ini adalah supaya para peserta mengetahui lebih jelas tentang pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan gugus (KKG dan MGMP) dan dapat melaksanakan kegiatan KKG dan MGMP yang terfokus kepada pengembangan KBM.

2. Simulasi pertemuan KKG dan MGMP (60 menit)

a) Persiapan (30)

Sesuai dengan hasil analisis kebutuhan peserta, fasilitator mempersiapkan topik yang akan dipilih dan skenario untuk simulasi kegiatan KKG/MGMP yang akan dilakukan. Topik atau

pokok bahasan yang akan dijadikan model simulasi pembelajaran dipilih dari satu atau dua

mata pelajaran. Termasuk di dalam kegiatan ini pembuatan/pemilihan alat peraga yang akan

digunakan.

b) Kegiatan Simulasi (30)

Tahap ini merupakan kegiatan penyajian simulasi pembelajaran yang disesuaikan dengan scenario telah disiapkan. Bila ada dua materi atau lebih yang dibahas, peserta dibagi dalam dua kelompok atau lebih, sesuai dengan bidang studi masing-masing. Sebagai suatu model yang dianggap contoh, fasilitator harus mempersiapkan bahan/materi, alat peraga yang dibutuhkkan, metode/strategi yang akan digunakan sehingga model pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan sebaik-baiknya, dan para peserta memperoleh manfaat seoptimal-optimalnya atas penampilan model tersebut. Bila dimungkinkan, fasilitator bisa menggunakan nara sumber, misalnya salah seorang guru atau pengawas mata pelajaran untuk melakukan kegiatan simulasi pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar para peserta memiliki pemahaman bahwa forum KKG dan MGMP, bisa dimanfaatkan sebagai ajang dialog dengan mengundang narasumber dari luar bila dikehendaki. Tahap ini diakhiri dengan refleksi.

3. Diskusi dan refleksi hasil KKG/KKGS dan MGMP/MGMPS (20 menit)

Setelah modeling kegiatan KKG/MGMP selesai, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan refleksi modeling dalam pleno untuk menyamakan persepsi, dan selanjutnya dilakukan pengambilan simpulan dari keseluruhan isi sesi tentang contoh model simulasi pelaksanaan KKG/MGMP.

4. Program tindak lanjut KKG/KKGS dan MGMP/MGMPS (30 menit)

Materi – materi yang belum mantap tentang PAKEM dalam pelatihan ini dapat ditindak lanjuti

dalam forum KKG/MGMP – MGMPS. Kegiatannya membangun forum komunikasi guru dengan

fokus penguatan PAKEM.

PROGRAM RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) KKG/MGMP/MGMPS

(untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan)

Mata Pelajaran : .........................

BAHAN 1:

(Disesuaikan dengan topik/bahan simulasi kegiatan KKG/MGMP)

BAHAN 2 : Petunjuk Operasional Pelaksanaan KKG dan MGMP

Pembinaan Profesional Guru melalui Gugus dan Sekolah Semua sekolah, termasuk SD/MI dan SMP/MTs, yang dibina program MBE-USAID, telah dikelompokkan menjadi gugus yang terdiri atas rata-rata 6-–10 sekolah. Sistem gugus tersebut dianggap sangat penting dalam pembinaan profesional guru. Biasanya suatu gugus sekolah terdiri atas satu sekolah sebagai Sekolah Inti, dan di sekitarnya terdapat 6—10 Sekolah Imbas. Pada beberapa SD Inti terdapat Pusat Kegiatan Guru (PKG), sebagai tempat pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS). Agak berbeda dengan gugus sekolah SD/MI, pada kelompok sekolah (SMP/MTs) forum guru disebut Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP), dan untuk kelompok kepala sekolah disebut Musyawarah Kepala Sekolah (MKS). KKG atau MGMP sendiri adalah wadah berkumpulnya para guru dalam satu gugus tersebut untuk memecahkan masalah, mengujicoba dan mengembangkan ide-ide baru untuk peningkatan mutu KBM, serta meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan rapat sekolah adalah kelompok guru dari satu sekolah, yang secara berkala berkumpul di sekolahnya dipimpin oleh KS untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Beberapa sekolah menyebut kegiatan ini dengan nama KKG/MGMP Tingkat Sekolah.

Diharapkan dengan sistem gugus sekolah, KKG dan MGMP sebagai tempat pembinaan profesional guru, mereka dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan semangat untuk maju

bersama. Supaya sistem gugus dapat mencapai tujuannya dengan baik sebaiknya dipikirkan secara lebih rinci tentang hal-hal berikut:

• manfaat-manfaat yang diharapkan

• siapa saja yang terlibat dalam kegiatan gugus, baik orang maupun lembaga

• peran masing-masing dalam kegiatan tersebut

• jenis kegiatan yang akan dilakukan

Pengelolaan Kegiatan KKG dan MGMP

Pertemuan KKG ataupun MGMP dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) atau MKS biasanya diselenggarakan di PKG di gugus, atau, bila tidak ada PKG, kegiatan KKG/MGMP dan KKKS diselenggarakan di ruang kelas pada salah satu sekolah (seringkali dilaksanakan di sekolah inti). Pertemuan KKG/MGMP biasanya berlangsung sekali pada siang hari setelah selesai jam sekolah.

Beberapa pola kegiatan telah dilaksanakan di tempat yang berbeda sesuai dengan kondisi setempat. Pertemuan tersebut diorganisasikan dan dipimpin oleh pemandu yang telah mengikuti pelatihan. Pertemuan harus lebih menekankan pada unsur praktik dan harus interaktif. Ada dua pola kegiatan pertemuan KKG dan MGMP, yaitu:

1. Masing-masing guru kelas bertemu pada hari yang berbeda. Pertemuan berlangsung di PKG atau ruangan lainnya. Sedangkan guru mata pelajaran bertemu secara periodik (biasanya sebulan sekali) dalam forum MGMP, yang diselenggarakan di sekolah yang disepakati bersama.

2. Untuk kegiatan KKG, beberapa atau semua kelas bertemu pada hari yang sama. Setelah pertemuan singkat dengan semua kelompok, guru-guru dibagi menjadi kelompok kelas dan melaksanakan kegiatan di ruang yang berbeda. Untuk maksud tersebut dipergunakan beberapa ruang kelas setelah anak-anak selesai belajar. Penggunaan ruang kelas menyajikan latar belakang yang realistik untuk kegiatan yang berjalan.

Seringkali guru-guru dari kelas 1 dan 2 digabung menjadi satu kelompok karena banyak guru yang merangkap kelas.

Tujuan pertemuan KKG dan MGMP

Pertemuan gugus sekolah melalui forum KKG dan MGMP merupakan mekanisme pendukung utama bagi para guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam KBM. Kegiatan tersebut memberikan kesempatan pada guru untuk:

· menerima “pelatihan” lebih lanjut untuk melengkapi apa yang telah diterima dalam pelatihan di tingkat kabupaten/kecamatan

· membuat dan mencobakan bahan-bahan atau alat peraga dan alat bantu pengajaran yang akan dipergunakan di kelas masing-masing.

mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi di kelas dan menerima saran-saran dari pemandu dan guru-guru lainnya (peer teachers).

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pertemuan KKG dan MGMP

Pada umumnya kegiatan KKG dan MGMP membahas masalah-masalah KBM, misalnya : persiapan mengajar, termasuk membuat langkah-langkah KBM, membuat dan mengujicobakan alat bantu belajar, serta peer teaching.

Kegiatan KKG dan MGMP hendaknya bervariasi dan diupayakan melibatkan peserta secara aktif. Contoh-contoh kegiatan antara lain :

• mengujicobakan kegiatan baru (contohnya, percobaan IPA atau permainan bahasa).

• membuat dan mencobakan alat bantu mengajar.

peer teaching diikuti dengan diskusi.

• menyaksikan tayangan video tentang guru yang sedang mengajar.

• mengunjungi sekolah-sekolah.

• mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.

• mengkaji buku teks dan mendiskusikan cara penggunaannya.

Dalam pertemuan tersebut juga harus ada kesempatan bagi para peserta untuk menyampaikan masalah-masalah yang relevan untuk didiskusikan dalam kelompok.

Dalam kegiatan KKG/MGMP ini peran pemandu mata pelajaran cukup penting sebagai fasilitator dan nara sumber. Mereka harus melaksanakan peran tersebut dengan sebaik-baiknya. Selain menyampaikan pengetahuan dan keterampilan, mereka sepatutnya memberikan dorongan kepada para peserta untuk mendiskusikan dan mengutarakan ide-ide yang datang dari para peserta sendiri.

Pengawas hendaknya hadir setidaknya satu kali sebulan dalam pertemuan mingguan. Hal tersebut dimaksudkan agar pengawas bisa melihat langsung kegiatan nyata apa yang sedang dilaksanakan pada KKG/MGMP dan ia dapat memberikan bantuan dan saran-saran yang bermanfaat bagi para peserta.

Guru Pemandu Mata Pelajaran (KKG) / Guru Inti (MGMP)

Untuk menunjang kemajuan pelaksanaan KBM perlu ada orang di masing-masing KKG/MGMP

yang mempunyai keahlian melatih dan membantu rekan-rekan guru lainnya. Untuk hal ini, system guru pemandu mata pelajaran/guru inti telah dikembangkan. Pemandu Mata Pelajaran/Guru Inti adalah guru di masing-masing KKG/MGMP yang telah dilatih untuk membantu rekannya, mahir dalam pengelolaan pengajaran, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat disebarkan ke rekan-rekan guru lain di gugusnya. Penyebaran tersebut dapat berlangsung melalui kegiatan KKG/MGMP maupun kegiatan langsung di sekolah dan kelas.Biasanya dipilih guru inti untuk setiap mata pelajaran pokok, termasuk mata pelajaran yang menjadi fokus PAKEM/CTL, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA dan PS. Lima orang pemandu sebaiknya dipilih di masing-masing gugus SD/MI. Salah satu orang pemandu bertanggung jawab atas setiap mata pelajaran yang menjadi fokus program PAKEM, yaitu: Bahasa Indonesia Matematika, IPA dan PS. Pada jangka panjang perlu dipertimbangkan di masing-masing gugus apakah perlu guru pemandu untuk kelas 1 dan 2. Hal ini perlu dipertimbangkan karena pola pengajaran di kelas 1 dan 2 agak berbeda dengan kelas 3, 4, 5, dan 6. Lagipula pada umumnya guru pemandu telah dipilih dari kelas tinggi, sehingga pemandu tersebut sulit membina guru kelas 1 dan 2. Pemandu/guru inti dapat dipilih dari guru dengan kriteria sbb.:

• Harus memiliki pengalaman mengajar minimal selama 3 tahun

• Memiliki kemampuan dan dedikasi yang tinggi serta berhasil sebagai guru.

• Mau dan mampu mempelajari pendekatan dan metodologi baru.

• Mampu melatih guru lain, serta mengkomunikasikan ide-ide, dan temuan-temuan baru kepada Kepala Sekolah dan Pengawas.

Untuk melaksanakan tugasnya, pemandu/guru inti hendaknya:

Dilatih sebagai ahli dalam mata pelajaran

Mengetahui kebutuhan rekan-rekan guru

Bersama rekan-rekan guru, kepala sekolah, dan pengawas merencanakan program KKG/MGMP

Memimpin sebagai fasilitator pelaksanaan kegiatan KKG/MGMP

Guru

Hendaknya guru tidak hanya ikut hadir dalam kegiatan KKG/MGMP, tetapi aktif terlibat dalam kegiatan tersebut, misalnya: mengemukakan pendapat tentang suatu masalah, mengemukakan ide pembuatan alat bantu belajar, dan aktif dalam ujicoba atau simulasi kegiatan belajar mengajar. Dia juga harus menerapkan hasil KKG di sekolahnya dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan penerapan di sekolah. Tugas guru antara lain adalah:

• memberi masukan untuk perencanaan kegiatan KKG

• menghadiri kegiatan KKG

• menyumbangkan pikiran dan pemecahan masalah yang diangkat di KKG.

• konsisten dalam menerapkan hasil-hasil KKG/MGMP di kelas/sekolah masing-masing.

• memberikan umpan balik kepada guru pemandu mata pelajaran dan kepala sekolah atau pengawas TK/SD tentang penerapan hasil KKG dan penataran.

Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah seharusnya sangat tahu tentang kebutuhan sekolahnya. Sebaiknya beliau aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan gugus. Kepala sekolah yang sering ikutserta dan menunjukkan minat terhadap kegiatan KKG akan lebih memberi semangat kepada gurunya. Dia juga hendaknya membantu dan memonitor guru dalam penerapan hasil kegiatan KKG di kelas.

Tugasnya antara lain adalah:

• melaksanakan konsultasi dengan guru pemandu mata pelajaran mengenai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya sebagai masukan untuk perencanaan kegiatan gugus

• menghadiri dan ikutserta dalam kegiatan KKG dan KKKS

• memonitor pelaksanaan tindak lanjut kegiatan KKG di sekolah yang dipimpinnya

• memberikan umpan balik tentang penerapan hasil penataran guru

Peran Pengawas

Pengawas dapat mengunjungi semua sekolah di satu gugus secara teratur untuk mengetahui keadaan dan kebutuhan setiap sekolah dan guru. Oleh karena itu, beliau berperan sebagai pembantu dalam penyusunan dan pelaksanaan program gugus dan memberi semangat kepada guru untuk ikutserta dalam kegiatan gugus serta menerapkan hasil kegiatan gugus di kelasnya masing-masing. Tugas pengawas antara lain adalah:

§ memonitor kegiatan masing-masing sekolah dan kelas

§ membantu para pemandu dalam perencanaan dan persiapan kegiatan KKG sesuai kebutuhan guru

§ menghadiri dan ikutserta dalam kegiatan KKG dan KKKS

§ memonitor pelaksanaan tindak lanjut dan dampak hasil KKG dan penataran di sekolah.

§ membantu guru dalam masalah kegiatan belajar mengajar

§ memberikan umpan balik kepada guru dan kepala sekolah tentang hasil supervisi

Pertemuan KKKS dan MKS

Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) dan Musyawarah Kepala Sekolah (MKS) terdiri atas kepalakepala sekolah dari semua sekolah dalam satu gugus mengadakan pertemuan setiap bulan untuk mengkaji kegiatan gugus dan memberikan masukan serta rekomendasi untuk KKG dan kegiatan gugus lainnya. Pertemuan tersebut harus dihadiri oleh pengawas dan bertujuan antara lain untuk menunjang kegiatan KKG/MGMP.

Peran Fasilitator Kabupaten

Dalam program MBE USAID, untuk membantu guru meningkatkan kemampuan profesionalnya,

telah direkrut fasilitator kabupaten sebanyak 12 orang. Mereka adalah para guru, kepala sekolah,

pengawas, ataupun staf lain yang dianggap profesional dalam bidangnnya, khususnya dalam mata

pelajaran secara PAKEM dan MBS. Salah satu tugasnya adalah membantu guru dalam mengajar di

kelas masing-masing, ataupun membantu menjadi nara sumber dalam kegiatan KKG/MGMP.

Pertanyaan untuk diskusi

1. Bagaimana pendapat Anda tentang hal-hal yang berkait dengan pelaksanaan KKG/MGMP di

bahan penyerta (handout)?

- Sejauhmana kegiatan yang dilaksanakan di gugus Anda sesuai dengan kegiatan yang

disarankan pada handout ?

- Apakah ada guru pemandu di gugus Anda dan sejauhmana peran mereka sesuai dengan

yang disarankan pada handout.

2. Apakah ada KKKS atau MKS dan bagaimana hubungan KKKS dengan KKG/MGMP?

3. Apakah Anda setuju dengan uraian ini,dan sejauhmana dapat diterapkan gugus Anda? Bantuan

apa yang diperlukan?

4. Menurut Anda, apa dan bagaimana peran fasilitator kabupaten (hanya pada program MBE)

dalam kegiatan KKG dan MGMP?


BAHAN UNTUK PESERTA

BAHAN 3: Bagaimana cara melaksanakan kegiatan KKG/MGMP

Pada halaman ini ada saran tentang pelaksanaan pertemuan KKG, dengan pertimbangan bahwa sebagian besar kegiatan perlu difokuskan pada persiapan mengajar.

Fokus Kegiatan KKG dan MGMP

§ Kegiatan KKG terfokus pada peningkatan kegiatan belajar mengajar (KBM).

§ Sebelum setiap pertemuan para peserta akan memilih satu topik dari GBPP untuk dikembangkan.topik tersebut akan diajarkan pada minggu berikutnya di kelas masing-masing peserta.

· Pada pertemuan KKG/MGMP para peserta akan menyiapkan dan mengujicobakan scenario pembelajaran dan media yang dibutuhkan untuk topik yang dipilih.

§ Pada pertemuan berikutnya para peserta akan membahas penerapan hasil KKG/MGMP) .

Pola Kegiatan KKG dan MGMP

Catatan

a. Sebaiknya suasana pertemuan KKG dan MGMP informal dan tidak menggunakan seremonial.

b. Kalau kepala sekolah atau pengawas hadir, sebaiknya mereka ikut aktif terlibat dalam kegiatan KKG sebagai peserta.

c. Dalam ujicoba dan simulasi mengajar, para peserta KKG dan MGMP harus mencoba sendiri semua kegiatan siswa, termasuk kerja praktik, menulis hasil karya, dsb.

d. Pemandu harus memperhatikan waktu supaya semua kegiatan dapat dilaksanakan

e. Pemandu harus berperan sebagai fasilitator dan mendorong para peserta untuk mengung kapkan dan mengembangkan ide-idenya sendiri.

f. Hasil KKG dan MGMP harus diterapkan di kelasnya masing-masing peserta dan dilaporkann pada pertemuan berikutnya.

g. Sebaiknya beberapa hasil karya anak dibawa ke KKG dan MGMP untuk didiskusikan dan dibandingkan.

h. Pola ini tidak kaku dan dapat disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan setempat.